John Paul Jones, pemain bas dan kibor dari led zeppelin sedang senyap bermain backgammon sembari mencuri dengar percakapan telepon di sebuah talk-show radio New York FM. Tadi malam saya sedang berada di sebuah klub ketika seseorang menghampiri dan menanyakan apa saya ingin bertemu dengan Jimmy Page, ucap penyiar radio di sela mengangkat telepon yang masuk. Kalau di pikir-pikir, saya tidak akan pernah ingin bertemu orang yang semenjijikan Jimmy Page.
Jones seketika kaget. Saya hanya mau bilang, bahwa Led Slime adalah band yang tidak mampu bermain bagus, dan kalau Anda berencana nonton penampilan mereka di the Garden besok, siap-siap saja ditipu. Jadi jangan buang waktu saya untuk membela Led Slime. Kalau Anda berpikir untuk menelepon dan melakukan hal itu, silakan flush kepala Anda di toilet.
Jones, seorang yang biasanya kalem dan tenang kini berjalan melintasi ruangan dengan penuh amarah. Ia mengangkat gagang telepon dan menghu-bungi stasiun radio tersebut. Selepas menunggu se-ben-tar, penyiar radio tersebut mengangkat telepon.
Apa yang ingin Anda bicarakan?
Led Zeppelin, jawab Jones dengan logat Inggris yang sabar.
Sambungan telepon mati seketika, dan pertukaran opini itu tak pernah sempat diudarakan.
Pada pandangan Jones, hal ini adalah pertempuran biasa. Walau Led Zeppelin telah berhasil menjual masing-masing satu juta album dari lima buah album yang dirilisnya, dan sedang menjalani tur panjang di Amerika Serikat yang diharapkan menjadi tur berpenghasilan terbesar dalam sejarah rock, band ini secara kontinyu dicerca dan dianiaya oleh berbagai kritikus musik. Saya tahu bahwa tidak perlu melawan balik, ucap Jones. Memang benar: popularitas Zep yang demikian tinggi telah berbicara sendiri dan merupakan bukti. Saya hanya ingin membela diri untuk terakhir kalinya.
Satu malam setelah pembelaan diri yang tak sempat terjadi itu, Led Zeppelin melakukan konser pertama (dari tiga yang dijadwalkan) di Madison Square Garden, dan membuat semua penonton berdiri kagum melihat konser terbaik dalam rentang karier mereka selama enam tahun. Pada pertengah-an set seperti biasa Page meluncurkan improvisasi mengagumkan, yakni versi 20 menit dari Dazed and Confused yang belum pernah mereka latih sebe-lumnya. Adanya berbagai kemungkinan baik sukses maupun gagal, justru menjadi elemen penting yang membuat performa Zeppelin menjadi lebih menarik malam itu. No question about it, ujar Robert Plant sang vokalis utama sebelum kembali ke panggung untuk melakukan encore ke-dua, yakni Communication Breakdown, dan The Tour Has Begun.
Sudah cukup lama waktu berlalu sejak penampilan terakhir Zeppelin. Sete-lah berkutat selama 18 bulan mengerjakan album dobel Physical Graffiti, band ini perlu kembali berlatih. Sayang sekali harus ada orang lain di sana, ucap Plant. Kami harus merasakan feel pribadi kami. Energi yang terkandung dari tur ini sangat besar. Bahkan lebih besar daripada tur sebelumnya. Tanggal resmi dibukanya tur ini adalah 18 Januari 1975 di Minneapolis Sports Center. Konser ini berlangsung luar biasa mengingat keadaan cedera yang diderita Jimmy Page. Jari manis kiri sang gitaris Led Zeppelin ini patah akibat terjepit pintu kereta api. Akibatnya latihan hanya berlangsung satu kali dan Page terpaksa melakukan teknik tiga sete-ngah jari. Lagu klasik Zeppelin macam Dazed and Confused, dan Since Ive Been Loving You terpaksa diistirahatkan. Dosis tinggi obat penahan rasa sakit dan Jack Daniels tampak cukup membantu Page mengatasi tuntutan set panjang performa Led Zeppelin yang tak jarang mencapai tiga jam.
Peter Grant, manajer dan juga pimpin-an dari Swan Song, label rekaman mereka menganggap beberapa show pertama Led Zeppelin agak aneh, Saya baru mulai membiasakan diri menonton show Led Zeppelin tanpa keberadaan lagu Dazed and Confused. Dalam berbagai level, lagu tersebut adalah hal terbaik dari keberadaan Led Zeppelin. Ada satu momen di lagu tersebut di mana Page bisa melakukan improvisasi apa saja yang diinginkannya. Selalu ada ketidakpastian apakah lagu ini akan berdurasi lima menit saja, atau bahkan sepanjang 35 menit.
Page bereaksi atas kecederaannya dengan tenang, walau tetap ada keputusasaan. Saya yakin tur ini akan berlangsung dengan seru, hanya saja saya kecewa tidak bisa tampil maksimal. Ia mulai menggenggam dan memukul tangannya yang cedera. Saya selalu ingin- melakukan yang terbaik dan sa-ngat membuat frustrasi bila ada yang membuat saya tertahan. Saya bisa pastikan Dazed and Confused akan kembali ke dalam set begitu saya mampu lagi membawakannya. Untuk beberapa show mungkin kami tidak akan brilian namun kami akan selalu bermain bagus.
Tur ini berprogres memuaskan selama tiga show ke depan di Chicago Stadium, kemudian di Cleveland dan Indianapolis. Semua lancar sampai Plant terserang flu. Sebuah show di St. Louis terpaksa ditunda hingga pertengahan Februari sementara Plant istirahat, sisa personel Led Zeppelin terbang ke Los Angeles untuk liburan.
Sisa perjalanan ini mulai bergerak masuk ke tahap berikutnya dengan berbagai show seperti di Greensboro, Detroit dan Pittsburgh yang kian membaik secara kualitas, dan semua berujung ke show puncak mereka di New York dimana Dazed and Confused dimainkan untuk pertama kalinya di tur ini. Sementara kegiatan menghancurkan kamar hotel yang menjadi identik dengan Zeppelin kini tampak tak terlalu signifikan. Tak ada ruang untuk yang lain-lain. Musik telah menyita sebagian besar perhatian kami.
www.rollingstone.co.id